Selasa, 17 Januari 2017

Ke-INDONESIA-an


Ketika kita mencoba mengulas tentang keindonesiaan maka tidak akan lepas tentang makna dari judul tersebut . Yang berarti karena berawalan Ke- dan berakhiran –an yang menunjukan kata sifat. Disini saya mencoba mengulas tentang sifat sifat keindonesiaan itu seperti apa. Jika kita merujuk ke negara indonesia maka tentu saja tidak banyak yang dapat kita gali sifat sifatnya. Karena negara Indonesia sendiri baru berdiri pada tahun 1945, Apalagi nama indonesia diberikan oleh kaum barat yang berasal dari kata hindu (merujuk pada ras melayu yang mirip dengan orang india yang beragama hindu) dan kata nesia (merujuk lokasinya yang berada di Polinesia) menjadi HINDUNESIA yang disempurnakan oleh seorang penulis barat bernama Logan menjadi INDONESIA dan kemudian nama tersebut sering digunakan oleh para pendiri bangsa ini seperti  M Yamin , Soekarno, dan lain lain. Maka yang akan saya ulas disini adalah sifat nilai nilai luhur peradaban nenek moyang kita. Saya akan mencoba mengulas tentang Bangsa Indonesia. Sebelumnya tentu saja para pembaca harus tahu apakah perbedaan antara Negara dan Bangsa ? menurut kamus besar bahasa indonesia negara berarti  kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Sedangkan Bangsa berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Dari situ menunjukan bahwa untuk menemukan sifat sifat keindonesiaan maka kita harus menggalinya dari Bangsa INDONESIA.
Setelah saya mencoba menggali tentang bangsa indonesia maka yang saya temukan adalah sangat Feminim nya Bangsa ini. Feminim disini bukan ke arah seksual tapi ke gender. Yang maksudnya adalah sifat sifat ke feminiman  seperti kasih sayang, sopan santun, kelembutan, kesabaran, kebaikan, dan hal hal feminim lainnya. Ini bisa kita lihat secara historis maupun secara sosial masyarakat saat ini walaupun tidak banyak.
Secara historis tentu saja bangsa ini ber akar kerajaan-Kerajaan yang berarti mempunyai sistem peradaban yang tertata, baik secara vertikal maupun horisontal. Yang berarti peradaban nya mempunyai tata krama yang tinggi. Kerajaan-kerajaan di Nusantara pada saat itu kebanyakan mempunyai perbedaan dengan sistem Kerajaan-Kerajaan bangsa barat. Dimana Kerajaan-Kerajaan di Nusantara pada saat itu tidak sepenuhnya Monarki Absolut seperti Kerajaan-Kerajaan di barat, akan tetapi kebanyakan menerapkan Monarki Demokrasi. Pada zaman itu masyarakat juga sudah menyadari tentang gotong royong, persatuan, menghargai orang lain, dan lain lain. Hal hal yang mungkin saat ini hanya bisa kita jumpai di masyarakat yang ada di pedesaan pedesaan saja.
Lalu bagaimana dengan masyarakat yang ada diperkotaan? Ya bisa kita lihat sendiri bagaimana kondisi masyarakat perkotaan kita dari berita sehari-hari yang muncul di media cetak maupun media online. Nampaknya sudah sukar rasanya untuk menemukan kembali sifat-sifat Bangsa Indonesia yang ada di masyarakat khususnya perkotaan. Diman istilah saling embat dan saling sikat kanan kiri sudah menjadi hal yang wajar. Rasa persatuan, menghargai orang lain ternyata kalah dengan ego individualistik yang ada. Sayang hal-hal seperti ini sudah masuk ke setiap lini dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, bahkan sampai ke zona pribadi seperti agama.
Saat ini saya tinggal diperkotaan Ibukota Jakarta dan tentu saja saya sangat rindu akan keramahan, kebaikan, kelembutan, sopan santun dan lain-lain yang masih murni tanpa kepentingan. Semoga sifat Bangsa Indonesia dapat segera kembali seperti jati dirinya yang moderat, toleran, adil, dan rendah diri.