Ketika kita mencoba mengulas tentang keindonesiaan maka
tidak akan lepas tentang makna dari judul tersebut . Yang berarti karena
berawalan Ke- dan berakhiran –an yang menunjukan kata sifat. Disini saya
mencoba mengulas tentang sifat sifat keindonesiaan itu seperti apa. Jika kita
merujuk ke negara indonesia maka tentu saja tidak banyak yang dapat kita gali
sifat sifatnya. Karena negara Indonesia sendiri baru berdiri pada tahun 1945,
Apalagi nama indonesia diberikan oleh kaum barat yang berasal dari kata hindu
(merujuk pada ras melayu yang mirip dengan orang india yang beragama hindu) dan
kata nesia (merujuk lokasinya yang berada di Polinesia) menjadi HINDUNESIA yang
disempurnakan oleh seorang penulis barat bernama Logan menjadi INDONESIA dan
kemudian nama tersebut sering digunakan oleh para pendiri bangsa ini seperti M Yamin , Soekarno, dan lain lain. Maka yang
akan saya ulas disini adalah sifat nilai nilai luhur peradaban nenek moyang
kita. Saya akan mencoba mengulas tentang Bangsa Indonesia. Sebelumnya tentu
saja para pembaca harus tahu apakah perbedaan antara Negara dan Bangsa ?
menurut kamus besar bahasa indonesia negara berarti kelompok sosial yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang
efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan
tujuan nasionalnya. Sedangkan Bangsa berarti kelompok masyarakat yang bersamaan
asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri.
Dari situ menunjukan bahwa untuk menemukan sifat sifat keindonesiaan maka kita
harus menggalinya dari Bangsa INDONESIA.
Setelah saya mencoba menggali tentang bangsa indonesia maka
yang saya temukan adalah sangat Feminim nya Bangsa ini. Feminim disini bukan ke
arah seksual tapi ke gender. Yang maksudnya adalah sifat sifat ke
feminiman seperti kasih sayang, sopan
santun, kelembutan, kesabaran, kebaikan, dan hal hal feminim lainnya. Ini bisa
kita lihat secara historis maupun secara sosial masyarakat saat ini walaupun
tidak banyak.
Secara historis tentu saja bangsa ini ber akar kerajaan-Kerajaan
yang berarti mempunyai sistem peradaban yang tertata, baik secara vertikal
maupun horisontal. Yang berarti peradaban nya mempunyai tata krama yang tinggi.
Kerajaan-kerajaan di Nusantara pada saat itu kebanyakan mempunyai perbedaan
dengan sistem Kerajaan-Kerajaan bangsa barat. Dimana Kerajaan-Kerajaan di Nusantara
pada saat itu tidak sepenuhnya Monarki Absolut seperti Kerajaan-Kerajaan di
barat, akan tetapi kebanyakan menerapkan Monarki Demokrasi. Pada zaman itu
masyarakat juga sudah menyadari tentang gotong royong, persatuan, menghargai
orang lain, dan lain lain. Hal hal yang mungkin saat ini hanya bisa kita jumpai
di masyarakat yang ada di pedesaan pedesaan saja.
Lalu bagaimana dengan masyarakat yang ada diperkotaan? Ya bisa
kita lihat sendiri bagaimana kondisi masyarakat perkotaan kita dari berita
sehari-hari yang muncul di media cetak maupun media online. Nampaknya sudah
sukar rasanya untuk menemukan kembali sifat-sifat Bangsa Indonesia yang ada di
masyarakat khususnya perkotaan. Diman istilah saling embat dan saling sikat
kanan kiri sudah menjadi hal yang wajar. Rasa persatuan, menghargai orang lain
ternyata kalah dengan ego individualistik yang ada. Sayang hal-hal seperti ini
sudah masuk ke setiap lini dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik,
hukum, bahkan sampai ke zona pribadi seperti agama.
Saat ini saya tinggal diperkotaan Ibukota Jakarta dan tentu
saja saya sangat rindu akan keramahan, kebaikan, kelembutan, sopan santun dan
lain-lain yang masih murni tanpa kepentingan. Semoga sifat Bangsa Indonesia
dapat segera kembali seperti jati dirinya yang moderat, toleran, adil, dan
rendah diri.